Observatorium Boscha Lembang, Bukti Sejarah Masa Lampau Dan Sumber Ilmu Astronomi Dunia
Observatorium Bosscha yang diresmikan pada tanggal 1 Januari 1923 atas prakarsa K. A. R. Bosscha bersama Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging adalah observatorium astronomi modern pertama di Asia Tenggara. Dengan itu sains astronomi di Bumi Nusantara memulai kontribusi internasional pada pengembangan astrofisika dalam topik bintang, Tata Surya, dan galaksi. Observatorium Bosscha menjadi bagian dari Institut Teknologi Bandung sejak 1951. (https://bosscha.itb.ac.id/id/)
Observatorium Bosscha adalah observatorium astronomi tertua Indonesia yang terletak di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Observatorium Bosscha mengoperasikan sekitar 12 teleskop termasuk tiga buah teleskop radio dengan Teleskop Refraktor Ganda Zeiss 0.6 meter sebagai teleskop terbesar yang dipasang di kubah.[1][2]Kode observatorium Persatuan Astronomi Internasional (IAU) untuk Observatorium Bosscha adalah 299.[3]
Awalnya dibangun pada 1923 oleh Perhimpunan Bintang Hindia Belanda (NISV) dengan dukungan dana dari Karel Albert Rudolf Bosscha, seorang pengusaha perkebunan teh di Malabar, kepemilikan observatorium ini kemudian dipindahkan ke Pemerintah Indonesia pda 1951 dan saat ini sepenuhnya dikelola oleh Institut Teknologi Bandung (ITB).[4][5]
Ide untuk membangun sebuah observatorium di Hindia Belanda dikemukakan oleh Joan Voûte, astronom Hindia Belanda kelahiran Madiun. Ia memandang bahwa penelitian astronomi terhambat karena kurangnya jumlah observatorium dan pengamat di belahan Bumi selatan. Pada awalnya, Voûte meneliti di Observatorium Kerajaan, Afrika Selatanuntuk mendorong penelitian astronomi di belahan selatan, tetapi kurangnya dukungan pemerintah setempat membuat Voûte kembali ke Hindia Belanda. Voûte berusaha mempengaruhi beberapa astronom di Belanda untuk membangun observatorium di Hindia Belanda. Persahabatan antara Voûte dengan pengusaha kaya Karel Albert Rudolf Bosschadan Rudolf Albert Kerkhoven (sepupu Bosscha) semakin memperkuat dukungan terhadap pembangunan observatorium.[10]